Hutan
kera Nepa mempunyai legenda tersendiri. Legenda tersebut berawal dari
kisah tiga orang pemuda yang mengaku diri mereka adalah muslim. Namun,
kenyataannya mereka tidak pernah melaksanakan ibadah sesuai syariat
Islam. Sehingga, mereka mendapat kutukan dari para tetuah desa. Mereka
termakan oleh janji mereka sendiri, sehingga dikutuklah mereka menjadi
kera. Pada akhirnya, terbentuklah Hutan Kera Nepa.
Nama
“Nepa” itu sendiri diambil dari nama sebuah desa tempat tinggal Raden
Segoro yang merupakan seorang penyebar agama Islam yang sangat disegani
oleh masyarakat sekitar. Disaat Raden Segoro wafat, beliau dimakamkan di
dalam hutan kera Nepa tersebut. Sehingga, masyarakat sekitar menyebut
hutan Kera tersebut dengan sebutan hutan kera Nepa. Namun pada
dasarnya, secara geografis hutan kera Nepa tidak termasuk kedalam
wilayah desa Nepa yang berbatasan langsung dengan desa Batioh. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa hutan kera Nepa termasuk ke dalam wilayah desa
Batioh.
Wisata
hutan kera Nepa memiliki keunggulan dibandingkan tempat wisata lainnya,
hal itu dikarenakan Wisata hutan kera Nepa lokasinya berada tepat di
pinggir pantai. Pantai Nepa yang lokasinya terletak disebelah Wisata
hutan kera Nepa merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan. Laut jawa yang membentang luas dan memiliki pemandangan yang
indah menjadi nilai tambah untuk kawasan wisata hutan kera Nepa. Pantai
Nepa juga memiliki pasir berwarna emas yang membentang luas. Pemandangan
yang tidak biasa ini akan membuat para pengunjung merasa kagum. Pada
sore hari banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini untuk sekedar
melepaskan penat ataupun menikamati panorama keindahan pantai Nepa.
Pantai dan hutan kera Nepa ini masih belum banyak terjamah oleh
masyarakat luas, sehingga kealamiannya masih terjaga.
Semoga suatu saat bisa datang ke nepa melihat Hutan Kera Nepa oia brapa biaya masuk kesana mas?
BalasHapusMadura kerren. Ada info kalau ada wisata baru Bukit Jaddih di Madura
BalasHapus